Kamis, 01 November 2018

DEX_EBETZ_COOL

<MARQUEE align="center" direction="left" height="300" scrollamount="4" width="80%" behavior="alternate">DEX_EBETZ_COOL-Negaroa</MARQUEE>

Kamis, 18 Februari 2016

CELAK BALI MENURUT BUKU WADHU TATTWA

Celak Bali (Menurut Buku Wadhu Tattwa)

Celak dalam bahasa Sor Singgih Bali (Bahasa kasar Bali), atau purus dalam bahasa Alus Bali (bahasa halus/sopan Bali) bermakna penis laki-laki. Pada buku Wadhu Tattwa, yang merupakan buku seks ala Bali II yang ditulis oleh I B Putra M Aryana; Gde Pasek Suardika, di dalamnya merinci jenis-jenis celak atau penis berdasarkan bentuknya, tentu saja didasarkan oleh budaya yang ada Bali. Kalau kalian penasaran dengan bentuk-bentuk celak bali, berikut penjelasan beserta gambarnya:

1,Celak arit
Bentuknya seperti arit/sabit/celurit.

2,Celak Berang :
Bentuknya seperti berang/pedang Bali. 

3,Celak Keris :
Bentuknya lurus dengan lekukan seperti keris.

4,Celak Maling :
Berbentuk mata melotot seperti maling.

5,Celak Sambleng :
Berbentuk seperti pisau belakas/pisau besar Bali dengan ujung mengecil.

6,Celak Tumbak:
Bentuknya seperti tombak.

7,Celak Tunggak:
Berbentuk nunggak (panjang tidak pendek pun tidak).

8,Celak Kemong:
Berbentu seperti kemong (pemukul gong)  
Nah bagaimana? udah dilihat celak masing-masing lebih mirip yang mana? Atau kalian lebih suka celak bentuk seperti apa? ;) 

Rabu, 27 Januari 2016

POLEMIK SISTIM KASTA DI BALI

♥Tulisan ini buat yg seneng baca aja ♥

  Sinampura yening wenten sane iwang

#SISTIM KASTA DI BALI#
Sampai saat ini umat Hindu di Indonesia khususnya di Bali masih mengalami polemik. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan status sosial diantara masyarakat Hindu. Masalah ini muncul karena pengetahuan dan pemahaman yang dangkal tentang ajaran Agama Hindu dan Kitab Suci Weda yang merupakan pedoman yang paling ampuh bagi umat Hindu agar menjadi manusia yang beradab yaitu memiliki kemampuan bergerak (bayu), bersuara (sabda) dan berpikir (idep) dan berbudaya yaitu menghormati sesama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa tanpa membedakan asal usul keturunan, status sosial, dan ekonomi.

Banyak Orang terpengaruh terhadap propaganda pandangan orang-orang Barat tentang Kasta, padahal di Hindu (Veda) tidak ada kasta yang ada adalah "WARNA".

Apa itu KASTA..?

Kasta, dalam Dictionary of American English disebut: Caste is a group resulting from the division of society based on class differences of wealth, rank, rights, profession, or job. Uraian lebih luas ditemukan pada Encyclopedia Americana Volume 5 halaman 775; asal katanya adalah “Casta” bahasa Portugis yang berarti kelas, ras keturunan, golongan,pemisah, tembok, atau batas.

Timbulnya istilah kasta dalam masyarakat Hindu adalah karena adanya proses sosial (perkembangan masyarakat) yang mengaburkan pengertian warna. Pengaburan pengertian warna ini melahirkan tradisi kasta yang membagi tingkatan seseorang di masyarakat berdasarkan kelahiran dan status keluarganya. Istilah "kasta" tidak diatur di dalam kitab suci Weda. Kata "Kasta" itu sendiri dalam bahasa Sanskerta berarti "kayu".

Empat Kasta tidak sama dengan Catur Warna dalam Weda. Kasta tidak pernah ada dalam tradisi Hindu baik Zamannya Wayang Mahabaratamaupun Zaman Majapahit. Kasta mulai ada di India semenjak kedatangan Bangsa Arab dan Kristen, Bangsa Arab dan Kristen terbiasa dengan perbudakan (baca Imamat,timotius dll, Juga An Nisaa, al Mu’kminuum).

Istilah kasta dilekatkan pada agama Hindu mulai ada semenjak Max Muller, menterjemahkan Weda kedalam Bhs Inggris. Max Muller menterjemahkan Catur Warna sama dengan empat colour/ras. bukti kesalahan Muller: Bagawan Wiyasa (jawa disebut Abiyoso) berkulit hitam, hidung lebar, bibir tebal, mata mellotot, jelas bukan ras Arya yang berkulit terang, hidung mancung, mata biru. Kasta yang kaku tidak pernah ada di India sebelumnya contohnya: Bambang ekalaya seorang rakyat biasa bisa menjadi ksatrya, Radeya anak kusir kereta bisa menjadi adipati/ksatrya, Govinda anak gembala sapi bisa menjadi raja, Narada anak pelayan (Babu) bisa menjadi Brahmana. Di Jawa sebelum runtuhnya Majapahit seorang perampok Ken Arok, bisa menjadi Raja, seorang pengangon kuda, Damar Wulan bisa menjadi Raja Majapahit dengan gelar Brawijaya.

Di Bali kasta mulai ada semenjak runtuhnya majapahit. Sebelumnya, pada jaman pemerintahan Sri Kresna Kepakisan (Raja Bali I) belum dikenal adanya sistim kasta, saat itu masih mengunakan sistim warna yang sesuai dengan ajaran Dharma. Setelah kedatangan pendeta suci Danghyang Nirarta yang pindah ke bali akibat terdesak kerajaan Islam dan kemudian diangkat jadi penasehat Raja Gelgel. Danghyang Nirarta tiba di Bali sekitar abad 15, hampir bersamaan dengan kedatangan Portugis di India (kerajaan Goa India jatuh ketangan Portugis th. 1511 ) dan Istilah kasta mulai diperkenalkan di India.

Kasta sebenarnya ada di mana-mana ketika peradaban belum begitu maju. Atau kelas-kelas sosial di masyarakat ini berusaha dilestarikan oleh golongan tertentu yang kebetulan “berkasta tinggi”. Dari sini muncul istilah-istilah yang sesungguhnya adalah versi lain dari kasta, seperti “berdarah biru”, “kaum bangsawan” dan sebagainya yang menandakan mereka tidak bisa dan tak mau disamakan dengan masyarakat biasa. Bagi mereka yang berada “di atas” entah dengan sebutan “darah biru” atau “bangsawan” umumnya mempunyai komplek pemukiman yang disebut keraton atau puri.

Di masa sekarang ini, kraton atau puri tentu tak punya kuasa apa-apa, namun penghuninya berusaha untuk tetap melestarikannya. Ada pun penerimaan masyarakat berbeda-beda, ada yang mau menghormati ada yang bersikap biasa saja.

Di India kasta itu jumlahnya banyak sekali. Hampir setiap komunitas dengan kehidupan yang sama menyebut dirinya dengan kasta tertentu. Para pembuat gerabah pun membuat kasta tersendiri.

KASTA di BALI yang berlaku sampai saat ini

Riwayat Kasta dibali dimulai ketika Bali dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil dan Belanda datang mempraktekkan politik pemecah belah, kasta dibuat dengan nama yang diambilkan dari ajaran Hindu, Catur Warna. Lama-lama orang Bali pun bingung, yang mana kasta dan yang mana ajaran Catur Warna. Kesalah-pahaman itu terus berkembang karena memang sengaja dibuat rancu oleh mereka yang terlanjur “berkasta tinggi”.

Pada masyarakat Hindu di Bali, terjadi kesalahan pahaman kasta dibali dan kekaburan dalam pemahaman dan pemaknaan warna, kasta, dan wangsa yang berkepanjangan. Dalam agama Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Apabila kita mengacu pada Kitab Bhagavadgita, maka yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadharma (profesi) masing-masing orang. Sementara itu, yang muncul dalam kehidupan masyarakat Bali adalah Wangsa, yaitu sistem kekeluargaan yang diatur menurut garis keturunan. Wangsa tidak menunjukkan stratifikasi sosial yang sifatnya vertikal (dalam arti ada satu Wangsa yang lebih tinggi dari Wangsa yang lain). Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada warga masyarakat yang memiliki pandangan bahwa ada suatu Wangsa yang dianggap lebih tinggi daripada Wangsa yang lain. Untuk merubah pandangan seperti ini memang perlu sosialisasi dan penyamaan persepsi. Oleh karena itu, lebih baik tidak diperdebatkan lagi.

Yang jadi persoalan, ketika kasta diperkenalkan di Bali di masa penjajahan itu, nama-nama yang dipakai adalah nama Catur Warna: Brahmana, Kesatria, Wesya, Sudra. Jadi, pada saat itu semua fungsi Catur Warna diambil alih oleh kasta, termasuk gelarnya.

Celakanya kemudian, gelar-gelar itu diwariskan turun temurun, diberikan kepada anak-anaknya tak peduli apakah anak itu menjalankan fungsi sosial yang sesuai dengan ajaran Catur Warna atau tidak. Contohnya, kalau orang tuanya bergelar Cokorde, jabatan raja untuk di daerah tertentu, anaknya kemudian otomatis diberi gelar Cokorde pada saat lahir. Kalau orangtuanya Anak Agung, juga jabatan raja untuk daerah tertentu, anaknya yang baru lahir pun disebut Anak Agung. Demikianlah bertahun-tahun, bahkan berganti abad, sehingga antara kasta dan ajaran Catur Warna ini menjadi kacau.

Dalam pergaulan sehari-hari pun masyarakat yang berkasta sudra (Jaba) berkedudukan sangat rendah. Seperti misalnya seorang yang berasal dari kasta sudra harus menggunakan Sor Singgih Basa, untuk menghormati kasta-kasta yang lebih tinggi.

Kasta itu dibuat dan dikemas sesuai dengan garis keturunan Patrinial, diantaranya:

Kasta brahmana merupakan kasta yang memiliki kedudukan tertinggi, dalam generasi kasta brahmana ini biasanya akan selalu ada yang menjalankan kependetaan. Dalam pelaksanaanya seseorang yang berasal dari kasta brahmana yang telah menjadi seorang pendeta akan memiliki sisya, dimana sisya-sisya inilah yang akan memperhatikan kesejahteraan dari pendeta tersebut, dan dalam pelaksanaan upacara-upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh anggota sisya tersebut dan bersifat upacara besar akan selalu menghadirkan pendeta tersebut untuk muput upacara tersebut. Dari segi nama seseorang akan diketahui bahwa dia berasal dari golongan kasta brahmana, biasanya seseorang yang berasal dari keturunan kasta brahmana ini akan memiliki nama depan “Ida Bagus untuk anak laki-laki, Ida Ayu untuk anak perempuan, ataupun hanya menggunakan kata Ida untuk anak laki-laki maupun perempuan”. Dan untuk sebutan tempat tinggalnya disebut dengan "Griya". Kasta Ksatriya merupakan kasta yang memiliki posisi yang sangat penting dalam pemerintahan dan politik tradisional di Bali, karena orang-orang yang berasal dari kasta ini merupakan keturuna dari Raja-raja di Bali pada zaman kerajaan. Namun sampai saat ini kekuatan hegemoninya masih cukup kuat, sehingga terkadang beberapa desa masih merasa abdi dari keturunan Raja tersebut. Dari segi nama yang berasal dari keturunan kasta ksariya ini akan menggunakan nama “Anak Agung, Dewa Agung, Tjokorda, dan ada juga yang menggunakan nama Dewa”. Dan untuk nama tempat tinggalnya disebut dengan"Puri". Sedangkan Masyarakat yang berasal dari keturunan abdi-abdi kepercayaan Raja, prajurit utama kerajaan, namun terkadang ada juga yang merupakan keluarga Puri yang ditempatkan diwilayah lain dan diposisikan agak rendah dari keturunan asalnya karena melakukan kesalahan sehingga statusnya diturunkan. Dari segi nama kasta ini menggunakan nama seperti I Gusti Agung, I Gusti Bagus, I Gusti Ayu, ataupun I Gusti. Dimana untuk penyebutan tempat tinggalnya disebut dengan "Jero". Kasta Sudra (Jaba) merupakan kasta yang mayoritas di Bali, namun memiliki kedudukan sosial yang paling rendah, dimana masyarakat yang berasal dari kasta ini harus berbicara dengan Sor Singgih Basa dengan orang yang berasal dari kasta yang lebih tinggi atau yang disebut dengan Tri Wangsa - Brahmana, Ksatria dan Ksatria (yang dianggap Waisya). Sampai saat ini masyarakat yang berasal dari kasta ini masih menjadi parekan dari golongan Tri Wangsa. Dari segi nama warga masyarakat dari kasta Sudra akan menggunakan nama seperti berikut : Wayan, Made, Nyoman dan Ketut. Dan dalam penamaan rumah dari kasta ini disebut dengan "umah".

KEHIDUPAN KEMASYARAKATAN KASTA

Pada jaman dahulu, kasta sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Hindu di Bali. Kasta di Bali mulai kental saat masa penjajahan Belanda, sehingga penjajah dapat dengan leluasa memisahkan raja dengan rakyatnya. Selama berabad-abad penduduk Bali telah diajari bahwa kasta yang tinggi harus lebih dihormati, sehingga bila kita berbicara dengan orang yang berkasta tinggi, baik lebih muda, lebih tua, atau seusia, kita harus menggunakan bahasa bali yang halus. Tetapi bila bicara dengan orang berkasta rendah, kita tidak diwajibkan menggunakan bahasa halus.

Misalnya ada seorang ketua organisasi berkasta Waisya, dengan salah seorang anggotanya berkasta Brahmana. Secara otomatis, ketua organisasi tersebut harus menggunakan kata-kata yang halus kepada anggotanya yang berkasta brahmana tersebut. Ada juga kasus seperti seorang guru yang memiliki kasta lebih rendah dari muridnya. Guru tersebut harus berkata sopan kepada muridnya yang berkasta tinggi. Walau begitu, bukan berarti sang murid dapat bertindak sewenang-wenang seperti berkata tidak sopan terhadap gurunya.

Selain perbedaan dalam menggunakan bahasa, kasta juga mempengaruhi tatanan upacara adat dan agama, seperti pernikahan, dan tempat sembahyang. Pada Pura-Pura besar (seperti Pura Besakih), semua kasta bisa sembahyang dimana saja, tetapi pada Pura-Puta tertentu yang lebih kecil, ada pembagian tempat sembahyang antara satu kasta dengan kasta yang lain, agar tidak tercampur.

KASTA DALAM PERNIKAHAN

Kasta juga sangat sering menjadi pro dan kontra, terutama dalam masalah pernikahan. Pada jaman dulu, masyarakat Bali tidak diperbolehkan menikah dengan kasta yang berbeda, layaknya pernikahan beda agama dalam Islam. Seiring perkembangan jaman, aturan tersebut seharusnya sudah tidak berlaku lagi. Namun sebagian penduduk Bali masih ada yang mempermasalahkan pernikahan beda kasta.

Pernikahan dengan kasta yg berbeda dibolehkan dengan syarat kasta yang perempuan harus mengikuti yg laki-laki. Jika kasta perempuan dari kasta yg tinggi, menikah dng kasta yg lebih rendah, maka kasta si perempuan akan turun mengikuti suaminya. Begitu juga sebaliknya, Karena di Bali laki-lakilah yg menjadi ahli waris dari generasi sebelumnya.

Pernikahan beda kasta sendiri ada dua macam, yaitu :

Kasta istri lebih rendah dari kasta suami. Pernikahan beda kasta ini-lah yang sudah sering terjadi di Bali. Pernikahan semacam ini biasanya memberikan kebanggan tersendiri bagi keluarga perempuan, karena putri mereka berhasil mendapatkan pria dari kasta yang lebih tinggi. Dan secara otomatis kasta sang istri juga akan naik mengikuti kasta suami. Tetapi, sang istri harus siap mendapatkan perlakuan yang tidak sejajar oleh keluarga suami. Saat upacara pernikahan, biasanya batenan untuk mempelai wanita diletakan terpisah, atau dibawah. Bahkan dibeberapa daerah, sang istri harus rela melayani para ipar dan keluarga suami yang memiliki kasta lebih tinggi. Walaupun jaman sekarang hal tersebut sudah jarang dilakukan, tapi masih ada beberapa orang yang masih kental kasta-nya menegakan prinsip tersebut demi menjaga kedudukan kasta-nya. Kasta istri tinggi dari kasta suami. Pernikahan beda kasta seperti ini sangat dihindari oleh penduduk Bali. Karena pihak perempuan biasanya tidak akan mengijinkan putri mereka menikah dengan lelaki yang memiliki kasta lebih rendah. Maka dari itu, biasanya pernikahan ini terjadi secara sembunyi-sembunyi atau biasa disebut sebagai "ngemaling" atau kawin lari sebagai alternatifnya. Kemudian, perempuan yang menikahi laki-laki yang berkasta lebih rendah akan mengalami turun kasta mengikuti kasta suaminya, yang disebut sebagai "nyerod". Menurut kabar, sebagian besar penduduk bali lebih menyukai dan lebih dapat menerima laki-laki yang bukan orang Bali sebagai menantu, dari pada menikah dengan laki-laki berkasta lebih rendah, dan mengalami penurunan kasta.

WARNA, apakah itu?

Keterangan yang cukup menarik tentang Catur Warna yang sering dikaburkan dengan kasta dapat kita lihat dalam kitab Pancamo Weda (Bhagavad-Gita) yang menjelaskan struktur masyarakat berdasarkan Warna. Menurut isi dari Bhagavad-Gita ini pembagian masyarakat menjadi empat kelompok- kelompok yang disebut warna itu, terjadi karena pengaruh "guna" yang merupakan unsur pembawaan sejak lahir (bakat).

Dalam hubungan ini dijelaskan sistem warna itu atas dasar pengertian fisik.

Di dalam Bab Karma Kanda-nya dijelaskan bahwa dunia aktif (bergerak, bekerja) dan gerak ini disebabkan oleh guna itu sendiri. Ada tiga macam guna dikemukakan yaitu

Satwam, kebajikan Rajah, keaktifan Tamah, kepasifan atau masa bodoh

Sifat- sifat ini selanjutnya memberikan pengaruh lebih luas lagi sehingga menimbulkan warna dalam kelahiran manusia di dunia. Seseorang yang kelahirannya diwarnai oleh Guna Satwam akan menampilkan sifat- sifat kesucian, kebajikan, dan keilmuan. Seseorang yang diwarnai oleh Guna Rajah akan menampilkan kehidupan yang penuh kreatif, ingin berkuasa, ingin menonjol. Berbeda dengan seseorang yang kehidupannya diwarnai oleh Guna Tamah, akan selalu menampakkan sifat- sifat malas, bodoh, pasif, lamban dalam segala- galanya.

Ketiga sifat ini terdapat di dalam setiap tubuh manusia yang lahir dan masing- masing guna ini berjuang saling mempengaruhi dalam badan manusia. Bagi mereka yang teguh iman maka Satwam itulah yang menguasainya, sedangkan Rajah dan Tamah itu akan diatasi seluruhnya. Sebaliknya kalau Rajah lebih kuat, maka Tamah dan Satwam itu akan ditundukkannya. Begitu pula apabila Tamah yang berkuasa, maka Rajah dan Satwam akan ditundukkannya. Dengan jalan seperti inilah Bhagavad-Gita menjelaskan timbulnya garis perbedaan pembawaan seseorang yang disebut Warna kelahiran dari kecenderungan sifat- sifat guna itu.

Dalam Bhagavadgita percakapan ke-IV sloka ke-13 ditulis:

Chatur Varnyam Maya Srishtam,

Guna Karma Vibhagasah,

Tasya Kartaram Api Mam,

Viddhy Akartaram Avyayam

artinya:

catur warna adalah ciptaan-Ku, menurut pembagian kualitas dan kerja, tetapi ketahuilah walaupun penciptanya, Aku tidak berbuat dan mengubah diri-Ku.

Warna adalah profesi atau bidang kerja yang dilaksanakan seseorang menurut bakat dan keahliannya; tidak ada perbedaan derajat diantaranya karena masing-masing menjalankan karma dengan saling melengkapi.

Mantram-mantram dari Yajurveda sloka ke-18, 48 antara lain berbunyi:

Rucam No Dhehi Brahmanesu,Rucam Rajasu Nas Krdhi,Rucam Visyesu Sudresu,Mayi Dhehi Ruca Rucam

artinya:

Ya Tuhan Yang Maha Esa bersedialah memberikan kemuliaan pada para Brahmana, para Ksatriya, para Vaisya, dan para Sudra. Semoga Engkau melimpahkan kecemerlangan yang tidak habis-habisnya kepada kami.

Yajurveda Sloka ke 30, 5 berbunyi:

Brahmane Brahmanam, Ksatraya, Rajanyam, Marudbhyo Vaisyam, Tapase Sudram

artinya:

Ya Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan Brahmana untuk pengetahuan, para Ksatriya untuk perlindungan, para Vaisya untuk perdagangan, dan para Sudra untuk pekerjaan jasmaniah.

Profesi yang empat jenis itu adalah bagian-bagian (berasal) dari Tuhan Yang Maha Esa yang suci, diibaratkan sebagai anatomi tubuh manusia dalam tatanan masyarakat, sebagaimana Yajurveda sloka 31, 11menyatakan:

Brahmano Asya Mukham Asid,Bahu Rajanyah Krtah,Uru Tadasya Yad Vaisyah,Padbhyam Sudro Ajayata

artinya:

Brahmana adalah mulut-Nya Tuhan Yang Maha Esa, Ksatriya lengan-lengan-Nya, Vaisya paha-Nya, dan Sudra kaki-kaki-Nya.

Selanjutnya doa yang mengandung harapan agar masing-masing profesi/ warna melaksanakan swadharma yang baik terdapat pada Yajurveda sloka 33,81:

Pravakavarnah Sucayo Vipascitah

artinya: para Brahmana seharusnya bersinar seperti api, bijak, dan terpelajar.

Yajurveda sloka 20,25:

Yatra Brahma Ca Ksatram Ca,Samyancau Caratah Saha,Tam Lokam Punyam Prajnesam,Yatra Devah Sahagnina

artinya:

di negara itu seharusnya diperlakukan warga negaranya sebaik mungkin, di sana para Brahmana dan para Kesatriya hidup di dalam keserasian dan orang-orang yang terpelajar melaksanakan persembahan (pengorbanan).

Bhagawata Purana

Di dalam Bhagawata Purana dan Smrti Sarasamuçcaya pasal 63 dengan tegas dijelaskan bahwa sebenarnya tidak ada suatu warna kalau tanpa dilihat dari segi perbuatannya.
Dari perbuatan dan sifat-sifat seperti tenang, menguasai diri sendiri, berpengetahuan suci, tulus hati, tetap hati, teguh iman kepada Hyang Widhi, jujur adalah gambaran seseorang yang berwarna Brahmana. Tetapi orang yang gagah berani, termasyhur, suka memberi pengampunan, perlindungan maka mereka itulah yang disebut Ksatrya.

Sukra Niti

Purana Sukra Niti memberi keterangan bahwa keempat warna itu tidak ditentukan oleh kelahiran, misalnya dari keluarga Brahmana lalu lahir anak Brahmana juga, tetapi sifat dan perbuatan mereka itulah yang menentukan sehingga mereka menjadi demikian seperti adanya empat warna itu.

Warna BrahmanaWiracarita Mahabarata

Di sini dijelaskan bahwa sifat-sifat Brahmana ialah: jujur, suka beramal/ berderma, pemaaf, pelindung, takwa, cenderung untuk melakukan pertapaan. Dan dijelaskan pula bahwa kelahiran anak dari seorang Sudra yang dikatakan mempunyai sifat- sifat seperti tersebut di atas, mereka bukanlah Sudra tetapi mereka adalah Brahmana. Tetapi seorang keturunan Brahmana yang tidak mempunyai sifat- sifat seperti itu, maka ia sesungguhnya Sudra.

Dari sumber- sumber tersebut di atas kita peroleh suatu pandangan dan pengertian yang sama mengenai Catur Warna, yaitu merupakan pembidangan karya dan sikap mental manusia yang mewarnai pengabdiannya dalam swadharma masing-masing. Warna itu realistis dan idealnya semua profesional berbuat sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama dan kesejahteraan umat manusia.

Wiana (2000) menjelaskan perbedaan antara warna dan kasta. Warna merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan fungsi dan profesi. Dalam ajaran Agama Hindu dikenal adanya empat warna/Catur Warna yaitu

Warna KsatriaBrahmana-orang-orang yang menekuni kehidupan spiritual dan ketuhanan, para cendikiawan serta intelektual yang bertugas untuk memberikan pembinaan mental dan rohani serta spiritual. Atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai rohaniawan.Ksatria-orang orang yang bekerja / bergelut di bidang pertahanan dan keamanan/pemerintahan yang bertugas untuk mengatur negara dan pemerintahan serta rakyatnya. Atau seseorang yang memilih fungsi sosial menjalankan kerajaan: raja, patih, dan staf - stafnya. Jika dipakai ukuran masa kini, mereka itu adalah kepala pemerintahan, para pegawai negeri, polisi, tentara dan sebagainya. Waisya-orang yang bergerak dibidang ekonomi, yang bertugas untuk mengatur perekonomian atau seseorang yang memilih fungsi sosial menggerakkan perekonomian. Dalam hal ini adalah pengusaha, pedagang, investor dan usahawan (Profesionalis) yang dimiliki Bisnis / usaha sendiri sehingga mampu mandiri dan mungkin memerlukan karyawan untuk membantunya dalam mengembangkan usaha / bisnisnya.Sudra-orang yang bekerja mengandalkan tenaga/jasmani, yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjadi pelayan atau pembantu orang lain atau seseorang yang memilih fungsi sosial sebagai pelayan, bekerja dengan mengandalkan tenaga. seperti: karyawan, para pegawai swasta dan semua orang yang bekerja kepada Waisya untuk menyambung hidupnya termasuk semua orang yang belum termasuk ke Tri Warna diatas.

Warna WaisyaWarna dan gelar serta namanya sama sekali tidak diturunkan atau diwariskan ke generasi berikutnya. Warna tidak bersifat statis, tetapi dinamis. Artinya, warna bisa berubah setiap saat sesuai dengan fungsi dan profesinya. penggolongan ini tidak diturunkan, Artinya kalau sang Ayah Brahmana tidak otomatis anaknya menjadi Brahmana.

Menurut Veda, Brahmana menempati posisi yang diagungkan, artinya Veda mendukung masyarakat yang dipimpin oleh orang-orang Intelektual/Bijaksana (Civil society) dan tidak sekedar kekuasaan/kekuatan.

Apa yang terjadi di India adalah distorsi dari ajaran-ajaran Veda, di Indonesia sendiri kasta tidak ada, yang ada adalah wangsa (garis leluhur).

Wangsa yang ada di Bali sebagai contoh hanya sebagai pengenal bahwa garis leluhurnya mereka dahulu berasal dari keluarga tertentu :

Warna Sudramisalnya,
soroh pande, artinya keluarga mereka pada jaman dahulu adalah "pengrajin/pande-besi",
Arya Kenceng Tegeh Kori contoh lain artinya jaman dahulu keluarga mereka dari kelompok "Arya" (ksatria yang berasal dari jawa masuk ke Bali)

Jadi tidaklah benar kalau umat Hindu itu mengenal kasta, ini merupakan bentuk pelecehan. Maka masyarakat Bali dan nama Hindu menjadi buruk, banyak saudara - saudara dibali masih salah paham tentang Kasta, apalagi orang-orang lain yang tinggal di luar Bali. mungkin karena Umat Hindu kurang mensosialisasikan secara gamblang apa itu wangsa/warna.

Nama Orang Bali itu bukan kasta tapi Wangsa

contoh :
nama saya misalnya “I Wayan Bagus”, dan leluhur saya dulu adalah Ksatria yaitu keturunan Dalem Tarukan, apakah saya sudra??? Tentu bukan!

Karena Saya seorang Pegawai Pemerintahan bekerja mengabdikan diri pada negara. Maka saya seorang KESATRIA - Pegawai pemerintah (punggawa istana)

siapa itu para SUDRA ???

Para sudra adalah orang – orang yang bekerja di swasta, buruh, konsultan dan atau orang yang digaji orang lain karena usaha kerja kerasnya.

siapa itu para WESIA ???

Para wesia adalah orang – orang yang Pemilik Usaha, Bisnisman, Investor yang memiliki karyawan dan menggaji orang lain untuk kemajuan usahanya.

siapa itu para BRAHMANA ???

Para brahmana adalah orang – orang yang berprofesi sebagai guru, guru spiritual, pemangku (pinandita) dan Pandita (begawan, mpu, pedanda)

Hubungan di antara golongan pada warna hanya dibatasi oleh “dharma”-kewajiban yang berbeda-beda tetapi menuju satu tujuan yakni kesempurnaan hidup. Jadi, catur warna sama sekali tidak membeda-bedakan harkat dan martabat manusia dan memberikan manusia untuk mencari jalan hidup dan bekerja sesuai dengan sifat, bakat, dan pembawaannya sejak lahir hingga akhir hayatnya.

Sedangkan kasta merupakan penggolongan status sosial masyarakat dengan mengadopsi konsep catur warna (brahmana, ksatria, wesyia, dan sudra) yang gelar dan atribut namanya diturunkan dan diwariskan ke generasi berikutnya. Artinya, walaupun keturunannya tidak lagi berprofesi sebagai pendeta atau pedanda tetapi masih menggunakan gelar dan nama yang dimiliki leluhurnya yang dulunya menjadi pendeta atau pedanda. Ini sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seseorang yang belum tentu atau tidak memiliki sifat-sifat brahmana harus disebut sebagai brahmana, dan juga terjadi pada kasta yang lainnya.

Terlebih lagi nama dan gelar warisan masing-masing leluhurnya sekarang ini semakin diagung-agungkan dan digunakan untuk mempertajam kesenjangan di antara golongan kasta yang ada. Tetapi, jika nama dan gelarnya yang dipakai keturunannya hanya dijadikan sebagai tanda penghormatan kepada leluhurnya, maka tindakan ini merupakan tindakan yang sangat mulia dan terhormat.

TRANSFORMASI KEKUASAAN DI BALI

Menurut Agus Salim Pola perubahan sosial ada dua macam yaitu

datang dari negara (state)datang dari bentuk pasar bebas (free market).

Perubahan yang dikelola oleh pemerintah berorientasi pada ekonomi garis komando yang datang secara terpusat, sedangkan dari pasar bebas-campur tangan pemerintah sangat terbatas. Negara memberi pengaruhnya secara tidak langsung, sehingga pasar bebas lebih dominan. Jika pada bagian struktur kekuasaan masyarakat Bali telah disampaikan bagaimana sistem kekuasaan Bali melalui sistem kasta, namun setelah mendapat pengaruh globalisasi kehidupan masyarakat Bali yang diwujudkan dalam usaha pengalihan sistem kasta menjadi sistem warna. Adapun gambaran mengenai sistem warna dapat dijelaskan sebagai berikut.

Bagi sebagian orang di Indonesia dan mungkin sebagian masyarakat Bali tidak mengenal sistem Warna dalam masyarakat Bali karena selama ini mengenal bahwa sistem pembagian masyarakat Bali hanya berdasarkan kasta saja. Namun tidak dapat dipungkiri memang kasta telah menjadi suatu sistem pengelompokan dan pemetaan kuasa masyarakat di Bali.

Warna adalah suatu sistem pembagian atau pengelompokan masyarakat berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang tersebut bekerja sebagai seorang pendeta atau menjalankan fungsi-fungsi kependetaan maka dia akan berfungsi sebagai warna brahmana, jika orang tersebut bekerja sebagai pemimpin di masyarakat maka dia akan berfungsi sebagai wangsa ksatriya, atau jika seseorang bekerja sebagai seorang pejabat penting lainnya dia akan disebut sebagai orang yang menjalankan warna weisya, dan jika seseorang yang melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai buruh atau tenaga lepas dari seseorang maka ia dikatakan sebagai seseorang yang menjalankan fungsi sebagai warna sudra.

Akhir-akhir ini perdebatan mengenai kasta dan warna di Bali semakin menuai banyak pendapat, baik itu yang bersifat menerima apa adanya sebagai warisan leluhur, ada yang mencoba mengkritisi sebagai bentuk protes sosial dan upaya untuk menciptakan sirkulasi elit, ada yang mencoba memilahnya sesuai dengan situasi yang ada misalnya menerapkan konsep kasta ketika pada situasi adat istiadat namun menerima sistem warna sebagai praktek dalam kehidupan modern, dan terakhir ada yang menganggap bukan permasalahan serius ketika kekuasaan bisa diraih dengan berbagai macam cara.

Salah satu pendapat yang mencoba mengkritisi kasta dan warna, sebagaimana yang disampaikan oleh Made Kembar Kerepun, bahwa sistem Kasta di Bali merupakan sebuah rekayasa yang dibuat oleh masyarakat di Bali yang sangat cerdas dimana untuk menguatkan rekayasa tersebut para masyarakat yang disebut dengan aktor cerdas tersebut dengan sengaja membuat acuan-acuan dalam teks yang dalam kehidupan masyarakat Bali disebut dengan lontar yang bertujuan untuk membuat perlindungan utuk menguatkan rekayasa tersebut, dimana penulis mengemukakan sebagai payung hukum, dan pembenar. Made Kembar juga menyampaikan bahwa dengan adanya rekayasa tersebut telah merugikan, mensubordinasi, memarjinalkan, bahkan mendiskriminasi kaum di luar lingkungan Tri Wangsa dalam kehidupan sehari-hari.

Di Bali tranformasi kekuasaan pada masyarakat ditunjukkan oleh terjadinya pergeseran pada pemegang kekuasaan. Dimana pada kekuasaan dengan sistem kasta menempatkan Puri sebagai penguasa penuh, namun dengan adanya pengaruh pandangan baru terhadap masyarakat Bali merubah peta kekuasaan itu sendiri yang ditandai dengan lahirnya elit-elit baru di masyarakat Bali.

Selain dari dominasi terhadap jabatan Pemerintahan (Gurbernur dan Bupati), indikasi terhadap memudarnya kekuasaan Puri – puri di bali juga bisa dilihat dari munculnya elit-elit baru yang mampu menguasai sumber-sumber ekonomi masyarakat Bali. Dengan pengaruh globalisasi dengan sistem kapitalismenya adanya elit baru di bidang ekonomi tersebut membuat terjadinya pergeseran pandangan masyarakat terhadap siapa yang berkuasa, karena dengan melihat kondisi perekonomian masyarakat Karangasem maka masyarakat akan cenderung “ikut” pada pemilik modal.

Kekacauan Sisitim kemasyarakatan antara KASTA dan WARNA ini lama-lama menjadi kesalah-pahaman. Konsep kasta sangat bertentangan dengan konsep warna dalam ajaran agama hindu. Namun, kesalahan pemahaman tentang kasta dan warna masih saja terjadi dan terus berlangsung hingga sekarang ini. Misalnya, ada anggapan bahwa yang berhak menjadi rohaniawan (pendeta Hindu) hanyalah mereka yang keturunan Brahmana versi kasta, yang nama depannya biasanya Ida Bagus. Mereka yang tak punya nama depan Ida Bagus disebut bukan keturunan Brahmana, jadi tak bisa menjadi pendeta. Begitu pula kasta lainnya, yang berhak menjadi pemimpin hanya keturunan Kesatria. Orang seperti I Made Mangku Pastika yang tak punya “nama gelar” tak akan bisa menjadi pemimpin karena kastanya hanya Sudra. Kenyataan saat ini tentu sudah beda. Saya sendiri yang saat walaka (sebelum menjadi pendeta) bukan bernama awal Ida Bagus, toh nyatanya bisa menjadi pendeta atau Brahmana saat ini. Jika terjadi kesalahpahaman yang berkelanjutan maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi konflik, perpecahan, dan kekacauan di masa yang akan datang.

Tidak dapat dipungkiri banyak konflik yang terjadi akibat perbedaan kasta ini, seperti Konflik antar masyarakat yang terjadi pada Bulan Maret 2007 di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung-Bali merupakan salah satu buntut dari tidak harmonisnya hubungan antara kaum brahmana dan sudra. Puluhan rumah kaum “kasta brahmana” dirusak dan dihanguskan oleh masyarakat sehingga masyarakat yang rumahnya hancur harus dievakuasi dan diamankan serta ditampung di MAPOLRES (Markas Polisi Resor) Klungkung. Perlu dipertanyakan kenapa ini terjadi? Tak bisa dibayangkan lagi bagaimana benci dan marahnya masyarakat terhadap kaum brahmana sehingga tega melakukan hal-hal yang anarkis ini. Belum ada penjelasan dari aparat berwenang mengenai penyebab kejadian ini. Walaupun demikian, patut diacungi jempol para masyarakat di sana bisa berdamai dan hidup berdampiangan kembali serta membuat pernyataan damai di antara masyarakat yang berkonflik.

Demikianlah kesalah-pahaman itu, akhirnya dikoreksi terus menerus setelah majelis agama Hindu (Parisada Hindu Dharma Indonesia) berdiri pada 1959. Jauh sebelumnya, yakni pada 1951, DPRD Bali sudah menghapus larangan perkawinan “antar-kasta” yang merugikan “Kasta” bawah seperti Sudra.

Kesulitan yang dihadapi dalam menghapus Kasta di Bali itu tentu karena masalah ini sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun, bahkan berganti abad. Namun yang menyebabkan kesalah-pahaman itu bisa dijernihkan adalah adanya toleransi dan merupakan kesepakatan yang tak perlu ditulis, yakni masyarakat akhirnya memperlakukan nama-nama depan yang dulu merupakan gelar pemberian penjajah tetap bisa dipakai sebagai nama keturunan. Tetapi tidak ada kaitan dengan fungsi sosial, juga tak ada kaitan dengan ajaran Catur Warna. Artinya, siapa pun berhak menjadi Brahmana (rohaniawan atau pendeta), tidak harus dari keluarga Ida Bagus. Siapa pun berhak menjadi pemimpin (misalnya Bupati atau Gubernur), tak harus dari yang bergelar Kesatria versi kasta masa lalu.

Era modernisasi ikut mengubur perjalanan kasta di Bali. Banyak orang yang tidak memakai nama depan yang “berbau kasta”, dan nama itu hanya dipakai untuk kaitan upacara di lingkungan keluarga saja. Apalagi nama-nama orang Bali modern sudah kebarat-baratan atau ke india-indiaan. Juga faktor pekerjaan di mana orang yang dulu disebut berkasta Sudra, misalnya, kini memegang posisi penting, sementara yang berkasta di atasnya menjadi staf. Dengan demikian hormat-menghormati sudah tidak lagi berkaitan dengan “KASTA” yang feodal itu.

Ketika Mayor Jenderal Polisi I Made Mangku Pastika mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali, ada elite politik di Jakarta yang tak yakin dengan kemenangannya. Alasannya ternyata sangat aneh. Dia mengatakan, pemimpin di Bali harus dari orang yang berkasta tinggi. Kalau kastanya rendah seperti Sudra tak akan bisa terpilih sebagai Gubernur Bali. Lantas dia menyebut nama gubernur-gubernur Bali sebelumnya, seperti Dewa Beratha, Ida Bagus Oka, Ida Bagus Mantra. Made Mangku Pastika dianggap berkasta Sudra.

Pernyataan ini membuktikan bahwa masalah kasta di Bali masih membingungkan banyak orang dan masalah kasta masih dikait-kaitkan dengan berbagai macam pekerjaan. Di Bali sendiri masalah kasta sudah tidak relevan lagi dibicarakan, dan boleh disebutkan sudah tidak lagi menjadi “kesalah-pahaman”. Mungkin hanya masih berlaku di pedesaan dan itu pun pada kalangan tua. Generasi muda Bali sudah lama meninggalkan kasta. Dengan demikian menjadi aneh terdengar justru di luar Bali orang masih membicarakan kasta dengan segala embel-embelnya seperti di masa lalu.

Ajaran Catur Warna dalam Hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan di masyarakat. Orang boleh memilih fungsi apa saja sesuai dengan kemampuannya. Fungsi sosial ini bisa berubah-ubah. Pada awalnya semua akan lahir sebagai Sudra. Setelah memperoleh ilmu yang sesuai dengan minatnya, dia bisa meningkatkan diri sebagai pedagang, bekerja di pemerintahan, atau menjadi rohaniawan. Fungsi sosial ini tidak bisa diwariskan dan hanya melekat pada diri orang itu saja. Kalau orangtuanya Brahmana, anaknya bisa Sudra atau Kesatria atau Wesya. Begitu pula kalau orangtuanya Sudra, anaknya bisa saja Brahmana. Itulah ajaran Catur Warna dalam Hindu.

I Made Mangku Pastika pun bisa menjadi Gubernur Bali, yang kalau dikaitkan dengan kasta masa lalu, tergolong Sudra. Wakil Gubernur adalah Anak Agung Puspayoga, yang kalau dikaitkan dengan kasta masa lalu, tergolong Kesatria. Staf di kantor gubernuran banyak yang bernama depan Ida Bagus, yang jika dikaitkan dengan kasta masa lalu adalah Brahmana. Kalau saja kasta versi masa lalu masih dianggap eksis, tentu aneh Gubernur Bali orang Sudra, wakil dan stafnya orang Kesatria bahkan Brahmana. Ini tentu tak masuk logika, karena itu logikanya memang sudah tak benar.

Dari penjelasan diatas jelas sudah perbedaan pandangan mengenai kasta, warna, dan wangsa. Kita sebagai umat Hindu yang memiliki intelektual sudah menjadi kewajiban memahami konsep ini agar tidak terjadi pandangan yang salah yang dapat menyebabkan kesenjangan sosial antarumat Hindu lebih-lebih bisa menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Namun, sekarang ini nampaknya ada usaha-usaha untuk semakin mempertajam kesenjangan umat Hindu khususnya di Bali. Sebagai contoh mengenai pembagian wewenang, hak dan kewajiban pendeta. Pedanda (pendeta yang berasal dari kalangan Kasta Brahmana) memiliki wewenang yang jauh lebih tinggi dari pada pemangku (pendeta yang berasal dari Kasta Sudra). Pendanda bisa menyelesaikan kelima upacara keagamaan yang ada dalam agama hindu di Bali yang lazim disebut sebagai Panca Yadnya.

Dalam Bhagawad Gita secara jelas disebutkan bahwa dasar persembahan kepada Tuhan adalah “keiklasan” dan sama sekali tidak berdasarkan besar atau kecilnya persembahan dan siapa yang menyelesaikan upacara karena semua manusia sama di hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Apa yang dijelaskan di dalam ajaran suci Agama Hindu ini juga mempertegas bahwa tidak ada perbedaan di antara kita semua. Kita semua mahluk Tuhan dan tak perlu lagi ada pengkotak-kotakan yang berakibat pada perpecahan. Cintailah semua ciptaan Tuhan, semoga damai!

Terbuktilah kini, bahwa kasta masa lalu itu sudah terkubur. Yang tetap berlaku adalah ajaran Catur Warna, orang diberi kebebasan untuk menjadi Brahmana, Kesatria, Wesyaa maupun Sudra, asalkan mampu.

5 alasan kenapa km harus nikah dengan gadis bali

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Mencari Jodoh Dengan Gadis Bali



Kamu tahu Bali? tempat yang terkenal sangat indah. Mulai dari pemandangannya, pantainya sampai budaya-budayanya. Tak sedikit turis begitu tertarik untuk berwisata ke Pulau Dewata ini. Tapi ternyata, tidak hanya pemandangan, pantai dan budaya Bali saja loh yang membuat wisatawan asing tertarik untuk berkunjung. Adanya gadis-gadis Bali juga menjadi salah satu alasan para wisatawan itu memilih destinasi ke Bali.

Banyak loh kejadian dimana para wisatawan asing yang berkunjung ke Bali akhirnya menemukan jodohnya disini. Kira-kira, apa yaa yang membuat wisatawan asing ini memilih gadis bali untuk menjadi pendamping hidupnya kelak? apa yaa yang spesial dari gadis Bali ini. Kita paparkan satu-satu dibawah ini yuk.

1. Wanita Bali Paling Setia Pada Pasangannya

Tahukah kalian jika wanita paling setia adalah gadis Bali? Nyatanya sebagian besar wanita Bali sangat setia pada pasangannya sampai-sampai mereka rela berpindah agama mengikuti keyakinan suaminya. Hal ini disebabkan karena sistem paternalistik dimana ketika memutuskan untuk menikah, wanita Bali seutuhnya terikat pada suami.

Artinya ketika menikah,seorang wanita Bali akan kehilangan haknya sebagai anak dan orang tuapun telah lepas kewajibannya terhadap anak tersebut. Sepenuhnya ia menjadi tanggung jawab suami dan keluarga suaminya. Dengan alasan inilah wanita Bali menganggap bahwa mengabdi pada suami adalah surganya.

2. Gadis Bali Ramah dan Pekerja Keras

Gadis bali memang terkenal ramah. Wanita bali juga merupakan wanita pekerja. Selain bekerja dirumah, mereka giat bekerja di luar demi sesuap nasi untuk bertahan hidup. Biasanya wanita Bali berjualan di pasar tradisional, mau yang muda ataupun yang tua.



Gadis Bali mempunyai penampilan yang anggun dan cantik. Banyak gadis Bali yang sampai saat ini masih menggunakan kebaya khas Bali dengan rambut di kepang satu yang merupakan ciri khasnya.

3. Gaya Hidup Gadis Bali Sederhana dan Peduli Sesama

Gadis Bali juga tergolong orang yang masih sederhana, jujur dan peduli terhadap orang lain. Mereka terkenal lebih sering bilang “iya” dibanding dengan bilang “tidak”.



Orang Bali memang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menjalankan swadarma dibanding saling sikut dengan orang lain. Hal ini juga yang membuat wisatawan asing semakin tertarik dengan gadis Bali.

4. Gadis Bali Sangat Religius

Apa yang ada di benak Anda ketika datang ke Bali ? pasti pantai dan pura bukan! Ya pantai memang salah satu daya tarik yang sangat kuat bagi Bali, namun dibalik keindahan alamnya Bali adalah pulau dengan julukan pulau seribu pura. Bali adalah salah satu kota paling religius di Indonesia maka tidak heran kehidupan warganya tidak lepas dari adat dan aturan agama.


Bali terkenal sekali dengan adatnya yang kuat. Dimana hampir setiap hari terdapat hari-hari suci agama Hindu untuk menyembah Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan). Jadi gadis Bali merupakan salah satu faktor yang mampu menjaga kekentalan adat Bali.

5. Gadis Bali Sangat Kreatif

Gadis Bali sangat kreatif dan mempunyai bakat seni yang sangat tinggi. Berbagai produk hasil kerajinan tangan sangat unik dan terkesan “Bali Banget”. Hasil kerajinan tangan ini begitu memikat dunia padahal dalam pembuatannya saja hanya menggunakan alat sederhana/tradisionla saja.

Setiap hari wanita Bali harus membuat tempat sesaji untuk sembahyang yang terbuat dari dari daun kelapa atau pisang yang dianyam hingga terbentuk sebuah wadah yang indah. Hal ini mendasari sifat kreatif sebagian besar masyarakat Bali, tidak hanya wanita tapi juga laki-laki namun dalam hal ini yang paling dominan adalah perempuan.



Wisatawan asing ini tertarik dengan kekreatifan produk Bali ini juga ingin menyalurkan hasil-hasil produk Bali ke pasar mancanegara. Mereka yakin, buah dari kekreatifan orang bali ini sangat dinanti oleh masyarakat mancanegara.

Nah, sekarang udah tau kan keistimewaan Bali dan gadis Bali. Tak perlu di ragukan lagi keistimewaannya untuk dijadikan pendamping hidup. Kamu sudah siapkah liburan kali ini untuk berburu gadis cantik nan sederhana di Bali?

Minggu, 15 Desember 2013

BBM3 BY DEX EBETZ




Siapa bilang 1 hp gak bisa di kasi 2 pin BBM. Ni aq kasi apps BBM hasil modif, biar teman2 yg doyan selingkuh bisa memiliki 2 pin dalam 1 hp, aapps ini hanya untuk android aja, untuk os yg lain menyusul ya,Ayo silahkan di sedot gan link nya ada di bawah

Download ==>oBBM3 by dex ebtez


Untuk cara pakek nya, agan tingal instal aja di hp android agan, apps ini bisa jalan barengan sama BBM fersi aslinya, trus agan daptar seperti di BBM aslinya, dengan alamat imail yg berbeda pastinya, soalnya satu imel hanya dapat 1 pin, makanya agan harus pakek alamat imail yg berbeda ama alamat imail yg di BBM fersi asli.
Sekian dulu dari saya SALAM HOT dari DEX EBETZ
Published with Blogger-droid v2.0.10

Kamis, 21 Maret 2013

BERSABALAH BY DEX EBETZ

SELAMAT menyaksikan

Published with Blogger-droid v2.0.10

sabar by dex ebetz

Lagi ini buat kawan2 yg suka sama hip-hop (-_-)/~~~ピシー!ピシー!(/ロ゜)/アタシハダアレ?<`)))><くコ:彡くコ:彡くコ:彡くコ:彡::>_<::::>_<::::>_<::

Published with Blogger-droid v2.0.10

kenangan masa masa SMA

INI sekolah guwe brow

Published with Blogger-droid v2.0.10

Jumat, 08 Maret 2013

FOTO-FOTO UNIK DAN LUCU

INI murni untuk senang2 doang gan, jangan di ambil hati ya ciussss dehhhhh!!!!!!!

Published with Blogger-droid v2.0.10

Selasa, 05 Maret 2013

ciri-ciri orang terinfeksi virus HIV/AIDS

Artikel kali ini dex ebetz ambil dari blog tetangga

Virus HIV adalah salah satu virus yang paling ditakuti.
Infeksi virus ini biasanya pada orang yang sering
berganti-ganti pasangan namun biasanya orang yang
terinfeksi virus ini tidak mengetahuinya. Mengenali ciri-
ciri infeksi virus HIV bisa sangat membantu perawatan
sejak dini. Simak baik-baik ciri-cirinya berikut ini:

1. Acute Retroviral Syndrome (ARS)

Gejala yang muncul ini mirip dengan gejala flu. Orang
biasanya hanya akan menganggap ini sebagai gejala flu
biasa padahal pada tahap ini virus telah menyebar dan
mulai mereplikasi keseluruh tubuh. Ini adalah gejala
bahwa sistem kekebalan tubuh mulai diserang.

2. Kelelahan

Kelelahan seperti anemia atau kekurangan darah disertai
dengan lesu dan lemah merupakan awal dari gejala HIV.
Jika kamu tidak melakukan pekerjaan yang berat namun
merasa lelah ini bisa berarti gejala HIV.

3. Pegal pada otot, nyeri sendi dan kelenjar

bening membengkak
Rasa pegal pada otot ditambah dengan nyeri sendi dan
terjadi pembengkakan kelenjar getah bening
menandakan bahwa tubuh mulai merespon infeksi HIV.

4. Sakit kepala dan sakit tenggorokan

Jika kamu sakit tenggorokan berbarengan dengan sakit
kepala dengan frekuensi yang cukup sering, ini bisa
berarti kamu terkena HIV. Jangan remehkan gejala yang
muncul berulang kali.

5. Diare, mual dan muntah

Diare sangat sering terjadi disertai dengan mual dan
muntah juga tanda-tanda kamu terinfeksi HIV. Ini berarti
ARS telah menyebar di seluruh tubuh dan efeknya
adalah diare, mual dan muntah yang terus menerus.
Bakteri dan virus mulai leluasa menyerang bagian tubuh
kamu.

6. Ruam kulit

Kulit kamu akan memerah disertai dengan bisul dan
gatal pada lengan dan juga area lain.

7. Berat badan turun

Seseorang yang terinfeksi HIV berat badannya akan
turun secara drastis. Berat badan begitu cepat turun
meskipun nafsu makan tetap sama. Waspadalah jika
kamu tiba-tiba kehilangan 10-30 pesen dari berat badan
kamu.

8. Batuk kering

Batuk kering yang terus menerus bisa menjadi tanda
bahwa kamu terinfeksi virus ini apalagi jika obat batuk
dan inhaler yang kamu pakai tidak memberi efek malah
menjadi semakin parah.

9. Pneumonia

Infeksi pneumonia biasanya karena lemahnya sistem
kekebalan tubuh. Ini bisa berarti bahwa tubuh kamu
sudah melemah. Virus lain yang bisa menginfeksi adalah
toksoplasma.

10. Keringat dingin di malam hari

Malam tidak begitu panas tapi kamu masih berkeringat.
Jangan remehkan gejala ini karena ini juga adalah salah
satu ciri terinfeksi HIV.

11. Warna kuku berubah

Jika warna kuku kamu berubah seperti lebih tebal
dengan warna hitam atau coklat pada kuku, ini biasanya
disebabkan oleh jamur. Tubuh akan lebih rentan
terhadap serangan jamur dan bakteri.

12. Infeksi mulut

Mulut juga jadi lebih sering terkena infeksi jamur seperti
sariawan dan infeksi pada gusi ditambah lagi susah
menelan. Ini menandakan bahwa tingkat kekebalan
tubuh kamu memang sudah sangat menurun.

13. Susah konsentrasi

Jika kamu mulai susah untuk diajak berpikir, ini berarti
bahwa virus sudah mulai memberi efek pada syaraf dan
otak. Gejala ini biasanya juga disertai dengan sifat
mudah marah dan juga tersinggung.

14. Herpes di mulut dan kelamin

Ini merupakan fase kedua HIV dan tidak ada kaitannya
dengan wabah Tomcat yang baru-baru ini
menghebohkan masyarakat. Jika kamu mendapati mulut
dan kelamin kamu memiliki masalah ini, kamu sudah
memasuki masa ke dua dari infeksi HIV.

15. Menstruasi tidak teratur

Pada wanita HIV menyebabkan tidak teraturnya masa
menstruasi. Ini merupakan pertanda paling buruk bagi
wanita karena akan menyebabkan penurunan berat
badan dan merupakan tanda tahap terakhir infeksi.
Itulah 15 ciri-ciri terinfeksi HIV. Jika kamu tidak setia
dan suka berganti-ganti pasangan kemudian memiliki
gejala seperti di atas, bisa jadi kamu terinfeksi HIV.
Segera periksakan diri ke dokter.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Sabtu, 15 Desember 2012

PRAKTEK ESEX- ESEX DI BUMI MEKEPUNG (JEMBRANA), DARI PSK SAMPAI KE AYAM PUTIH ABU-ABU

Artikel Kaliini DEX EBETZ buat berdasarkan info dari teman2 dan cerita2 yg dex ebetz dengar (maklumlah saya denger, orang saya masih punya kuping brwoooo eh....ehh.....eehh) , ok langsung saja saya menulis, biar gak keburu tintanya muncrat :-):-) wakakakakakak............?

Berawal dari Kafe, Selanjutnya Terserah anda broww…....?

Berbicara masalah pekerja seks komersial (PSK), nampaknya tak akan pernah tuntas. Upaya untuk memberantasnya pun sungguh sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Kehadirannya tak bisa dibendung dengan cara apa pun. Bisa jadi, masalah seks dan berbagai masalahnya sama dengan usia peradaban manusia, sehingga tak mungkin bisa ditiadakan. Di JEMBRANA sendiri, keberadaan PSK juga cukup marak. Berbagai kebijakan yang diterapkan untuk meminimalisasi praktik PSK sudah dicoba. Sayang, hasilnya belum juga memuaskan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Di mana saja mereka (PSK) melakukan praktik? Siapa saja pelanggannya?

JEMBRANA, sebagai kabupaten yang berada di ujung barat Pulau Bali, dapat pengaruh siginifikan dari wilayah tetangganya, Banyuwangi, Jatim. Jarak yang demikian dekat, memungkinkan kedua penduduk saling berinteraksi secara terus-menerus dan berkesinambungan. Kondisi ini, tentu saja berdampak positif bagi perkembangan Jembrana, dilihat dari akulturasi budaya. Dampak dari interaksi dua budaya bisa negatif juga bisa positif.

Bisnis esek-esek di Jembrana ini diyakini karena akibat dari interaksi dua budaya itu. Namun, bukan berarti PSK itu tidak ada di Bali. Dari beberapa kali digelar razia terhadap PSK, kebanyakan pelakunya adalah orang ”seberang”. Tetapi hal ini bukan menunjukkan bahwa orang lokal (Jembrana) sendiri tidak ada yang menekuni pekerjaan sebagai PSK.
    Budaya yang berbeda tentu caranya menarik laki-laki hidung belang juga berbeda. Misalnya, orang lokal berpraktik jauh dari sanak-keluarganya.Bagaimana dengan Gilimanuk yang bersentuhan langsung dengan Ketapang, Banyuwangi. 

Gilimanuk, sebagai pintu masuk Bali dan juga kawasan pelabuhan nampaknya memberi peluang yang lebih besar terhadap keberadaan PSK. Buktinya, tidak sedikit tempat di Kelurahan Gilimanuk menyediakan wanita-wanita PSK. Mulai dari warung remang-remang hingga hotel melati (losmen) banyak yang menyediakan layanan khusus ini. Setelah bertemu di warung-warung kopi dan kafe, selanjutnya terserah kepada ”pemakainya”.

Tarif mereka pun bervariasi. Setiap orang yang ingin mencoba layanan PSK dengan mudah mendapatkannya. Karena keberadaan PSK di kawasan Gilimanuk tidak berada di satu tempat. Mereka beroperasi menyebar di beberapa gang atau warung-warung kopi di sana.Seperti yang terlihat di salah satu gang di kelurahan itu. Dari depan keberadaan warung itu sedikit pun tidak menampakkan ada PSK yang berpraktik jual beli ”daging mentah EHEHEHE”. Namun setelah memasuki lebih dekat lagi, kondisi warung tersebut terasa cukup berbeda bila dibanding dengan warung biasanya. Sebab, di belakang ruang yang digunakan untuk memajang minuman dan sedikit makanan, terdapat beberapa kamar kecil yang bisa disewa. Jumlah kamarnya pun bervariasi. Mulai dari lima kamar sampai ada yang menyediakan sepuluh kamar. Di warung dekat gang kecil itu, jumlah kamarnya terdapat delapan. Kondisi kamar terlihat sedikit kumuh. Kamar-kamar itulah yang senantiasa menjadi saksi bisu, bahwa keberadaan PSK di Jembrana tidak terbantahkan.

Harga seorang PSK di tempat seperti itu berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 50.000, plus harga kamar Rp 10.000 untuk short time. Transaksi antara konsumen (lelaki) dan PSK bukan saja terjadi di tempat-tempat seperti itu. Hotel-hotel melati yang tersebar di Gilimanuk juga siap dengan layanan tambahan ini.Ada Layanan EkstraDi sebuah hotel melati, dekat pelabuhan misalnya, setiap pengunjung akan ditawari layanan ekstra ini. Keberadaan PSK yang disediakan juga cukup bervariasi. Mulai dari yang berwajah lembut dengan usia yang masih MUDA BELIA, sampai PSK yang sudah tua atau yang sering disebut STW.
Bahkan untuk layanan, STW, biasanya mampu memberi lebih. ”Kalau yang estewe disuruh apa saja mau, termasuk ‘karaoke’. Berbeda dengan yang muda-muda, maunya yang enak-enak saja,” ujar pemilik hotel itu berpromosi.

Hotel itu mematok harga yang lumayan murah untuk satu kamar hanya Rp 20.000 untuk short time dan Rp 50.000 bila mau full time. Sementara tarif PSK yang estewe hanya Rp 20.000. Bagi PSK yang lebih muda harganya sedikit lebih tinggi, yakni Rp 30.000 untuk short time dan Rp 75.000 bagi yang ingin bersama satu malam penuh.

Bila ingin fasilitas kamar yang sedikit lebih baik, misalnya ada AC dan pesawat TV, maka sewa kamar ditambah lagi Rp 5.000.

Suasana lain dapat dirasakan salah satu pantai yang ada di Kecamatan MENDOYO. Keberadaan PSK di sana cukup tersembunyi. Pasalnya, tempat itu bukan semata sebagai tempat mangkalnya para panjaja cinta sesaat saja. Namun di balik usaha kafe, praktik PSK juga terjadi. Meski tidak semua kafe menyediakan fasilitas itu. Di lokasi ini keberadaan PSK tidak terlalu kentara sebagaimana yang ada di GILIMANUK.

Berdasarkan pantauan, salah satu kafe yang beroperasi di sana ada yang menyediakan wanita-wanita cantik dan muda untuk di-booking. Sambil menikmati minuman ringan atau beberapa botol bir, transaksi dapat berlangsung di tempat itu. Tidak menutup kemungkinan wanita yang menemani kita minum juga bisa ”dipakai”, asal negosiasi harga dirasakan cocok.

Selain pelanggan bisa langsung ngejos, ada juga kafe menyediakan cewek cantik sekadar ngobrol. Saat minum dan mendengar musik paling tidak pelanggan ditemani dua orang wanita cantik. Mereka tidak memasang tarif secara kaku. Bisa saja harga yang ditawarkan cukup tinggi untuk ukuran PSK di Jembrana. Namun, yang standar untuk short time mereka hanya memasang Rp 100.000, ditambah lagi dengan sewa kamar Rp 25.000. Biasanya layanan yang ditawarkan mereka lebih banyak yang short time.

Gambaran suram kondisi tersebut, menunjukkan betapa maraknya praktik PSK di Bumi Makepung ini. Parahnya, praktik PSK yang terjadi di Jembrana bukan saja dilakukan PSK. PARA PELAJAR pun tidak ketinggalan ikut secara sembunyi-sembunyi melakoni pekerjaan ini. Hanya, keberadaan pelajar yang berprofesi ganda ini tidak terlalu banyak.

Cara memperolehnya pun tidak segampang PSK sungguhan.Investigasi TEMAN SAYA selama tiga minggu lebih, akhirnya berhasil mengungkap dan membuktikan bahwa ANAK SEKOLAH ada yang berprofesi ganda. Pagi ke sekolah, sepulang sekolah terkadang siap melayani konsumennya. Tentu saja, tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Sebab, untuk bisa kencan dengan ”AYAM PUTIH ABU-ABU” ini cukup sulit dan ada perantaranya. ”Jangan harap bisa mem-booking tanpa melalui perantara,” tandas salah seorang perantara kepada teman saya. 

KADEX, sebut saja demikian, salah seorang perantara ini mengakui di sekolahnya beberapa orang siswa ditengarai bisa untuk ”dipakai”. Hanya, setahu dia, baru satu orang yang sudah pasti menekuni profesi ganda tersebut. ”Saya dengar sih banyak yang bisa diajak kencan, namun kalau yang sudah pasti, ya… cewek itu saja,” ujarnya sambil menyebut salah satu nama rekannya yang satu sekolah. Ia menambahkan, soal tarif bisa sampai Rp 300.000/sekali kencan.

Pola praktik yang diterapkan oleh sejumlah PSK di Jembrana cukup menarik. Agar konsumen merasakan yang berbeda, biasanya pengelola sering me-rolling para piaraannya dari satu tempat ke tempat lain. Kondisi ini dinilai cukup berhasil mengelabui pelanggan, sehingga terkesan selalu ada yang baru. Padahal, yang baru itu hanya tempat praktiknya, sedangkan orangnya sudah ”apkiran”. Ironis memang.

Nah demikian dulu saya menulis, mani buin jahhhhhhhh..........?

Published with Blogger-droid v2.0.9

Selasa, 11 Desember 2012

PIJET PLUS DAN ESEX2 DI BALI

Pada Artikel ini saya akan menerangkan bahwa Usaha pijat plus di
bali memang sudah menjamur. Nah sekarang DEX EBETZ  berdasarkan informasi dsri TEMAN2 akan memberikan alamat - alamat pijat plus di bali

. Untuk Kawasan Sanur sudah rame sekali para hidung
belang ( eh, eh . . . sorry ) . Tapi saya tidak mengajak anda ke
sanur, karena lokasi tersebut sering di grebek oleh team
SWAT.Coba Cari aja Alamat Hardis Supermarket di Jl. Tukad
Pakerisan, nah anda terus ke utara kira - kira sampai 750 meter-
an, Ketemu dengan pompa bensin di sebelah kanan jalan. Jangan
hentikan langkah anda di pompa bensin tersebut (Kecuali mau beli bensin) dan terus jalan ke utara. sampai
ketemu pertigaan ke jalan Tukad batang hari. nah sebelum pertigaan di sebelah kiri jalan ada komplek toko satu
lantai, namanya Wisata Bali. Tarifnya ??? Kalo Loe ditanya bilang aja udah biasa 150 ribu kok, Otherwise dia
ngecas loe 250 rb sekali ngecrit.

Ada banyak sekali cewek panggilan di bali baik mulai dari gadis smu sampai cewek kuliahan, sekarang
tergantung cara anda untuk mendekati dan ''melayani'' cewek - cewek tersebut. Karena yang saya tahu cewek
tersebut hanya melihat kantong tebal anda, jika anda para lelaki tidak mempunyai support yang kuat dalam
keuangan lebih baik saya sarankan untuk mundur saja.

Sebagian besar cewek yang pekerjaannya menunggu
panggilan adalah cewek yang bekerja pada salon kecantikan, seperti salon dewa-dewi di pulau moyo, salon putu
di jl. mahendra data dan salon refleksi di pemogan. berikut saya berikan sebagian no hp mbak Dian yang baik dan cantik
0361-87171XX dan Fitri 0813373192XX eheheheheheh........? (Maaf nombernya saya sensor dikin) Mohon No hp tersebut di pergunakan seperlunya saja, dan jangan
beranggapan bahwa anda bisa membelinya, he.. he.. cobalah pertama dengan telp salah sambung
Sebagian besar psk di bali mangkal di daerah sanur, jalan danau poso, jalan danau tempe, blanjong dan
sekitarnya di bali.

Artikel ini bukan bersifat porno grafi atau sejenisnya, tapi lebih kepada informasi kepada teman
- teman DEX EBETZ COOL yang butuh hiburan?

Lokasi ini bertempat di Jalan danau poso no 18, jika anda
berjalan didaerah jalan danau poso tepat yang ada circle k nya , nah di sebalah barat circle k tersebut ada jalan
tanah ke utara, masuk terus ke utara sampai anda menemukan no 18, kagak jauh kok cuman 50 meter kayaknya.
Pada no 18 ini lah anda akan menemukan sebuah ''Aquarium '' besar tempat psk tersebut duduk menunggu
orderan. Yang saya maksud aquarium adalah sebuah rumah 6 x 6 meter kalu ngak salah berisi tempat duduk dan
berisikan Kaca riben untuk pengunjung dapat melihat dan memilih cewek mana yang kira - kira bagus dan seksi
bo. Harga nya berkisaran 130 ribu sampai 150 ribu, tergantung onderdilnya, he.. he.. Setelah anda merasa yakin
pilih salah satu, saya kira banyak disana ada cewek - cewek seksi kayak artis lho, ada yang kayak elma teana,
dan lain - lain, pokoke cantik - cantik, he. .he . . Setelah itu bonceng cewek tersebut ke bungalow, dan cari
bungalow yang agak dekat karena jika anda lurus aja ke utara, nah disana ada tempat bungalow xxx , bayar sewa
kamar cuman 25 ribu

Koleksi para wanita pemijat urat syahwat ini berlokasi di pulau moyo denpasar bali, jika anda sedang mampir di
Bali untuk sekedar ber wisata atau lancong. Setelah anda ber wisata ria mungkin anda mengalami pegal - pegal ,
Nah ini saatnya seluruh tubuh anda mendapatkan pemijatan oleh gadis2 cantik ini.Lokasi nya adalah, apakah anda
tahu lapangan pegok ARga soka di sesetan ? ? ? dari lapangan pegok terus kebarat ke arah smp n 6 denpasar ,
setelah itu terus aja ke barat ketemu dengan pertigaan belok kanan atau keutara. Kira2 lagi 50 meter sebelah
timur jalan ada tempat massage plus, kalo tidak salah namanya Srikandi massage, he . . he . . .he. . .Harga untuk
plus, biasalah 150 ribuan per sekali nge criiiiit. . . he . . .he . . .Koleksi cewek - cewek nya lumayan cantik, ada
yang kayak artis gitu lhooooooooo

Sampai disini dulu ya informasinya, semoga bermanfaat, dan dex ebetz tidak menganjurkan ada untuk kesana lwooooooo............?

Published with Blogger-droid v2.0.9

Kamis, 06 Desember 2012

328 PELAJAR DI JEMBRANA BALI MENGIDAP HIV AIDS KARNA TEKUNI BISNIS ESEX-ESEX

          Data mencengangkan baru-baru ini terungkap.
Ternyata sebanyak 328 warga Jembrana sampai
akhir Maret 2012 ini menghidap HIV/AIDS. Data
ini merupakan data resmi yang diumumkan oleh
Komonitas Jusrnalis Peduli AIDS (KJPA) Bali,
yang baru-baru ini mengadakan pertemuan
dengan Jaringan Jurnalis Jembrana (JJJ). Yang
lebih mencengangkan lagi, penderitanya justru
dari kalangan ibu rumah tangga dan remaja.
Kenyataan ini menyebabkan semua kalangan di
Jembrana merasa prihatin. Masyarakat menuding
pihak pemerintah termasuk legislatif telah gagal
melakukan kontrol terhadap perilaku warga,
terutama di kalangan remaja termasuk para pelajar. Perbekel sebagai ujung tombak penangulangan
HIV/AIDS dianggap tidak mampu mensosialisasikan ke masyarakat terutama bagi desa yang rentan
terhadap penularan, misalnya desa Delod Berawah. Perda No. 1 tahun 2008 tentang penanggulangan
penderita penyakit menular hanya simbol belaka, karena tidak pernah disosialisasikan kepada
masyarakat terutama yang rentan terhadap penularan.
Disamping itu, maraknya bisnis esek-esek yang melibatkan pelajar di Jembrana juga dianggap
sebagai pemicu penularan HIV. LSM peduli HIV/AIDS mengungkapkan, ada 80 orang siswi dari salah
satu sekolah di Jembrana yang bekerja sebagai Cewek Orderan (CO). Kenyataan ini memang tidak
bisa dipungkiri, sangat mudah di Jembrana mencari CO di kalangan pelajar, mulai dari SMP hingga
SMA, karena hampir seluruh penginapan atau Hotel melati memiliki nomer HP CO yang kesemuanya
ABG.
Tarif yang mereka patok untuk sekali kencan tidaklah terlalu mahal untuk ukuran kampung. Jika SMP
para penyedia bisnis esek-esek ini mematok tarif antara Rp200 sampai Rp300 ribu untuk sekali
kencan. Sedangkan tingkat SMA paling mahal cuman Rp250 ribu. “Pinginnya yang mana, SPM atau
SMP, saya tinggal panggil saja,” terang salah seorang penjaga penginapan kelas melati di kota
Negara.
Kenyataan ini membuat gerah semua pihak. Upaya menekan praktek urat syahwat pun dilakukan.
Aparat Pol PP Pemkab Jembrana merespon dengan melakukan oprasi penertiban terhadap para
pelajar yang diduga melakukan perbuatan mesum. Operasi-operasi rutin dilakukan pada malam hari,
dengan menyasar tempat-tempat sepi yang dicurigai sebagai tempat mesum di kalangan pelajar, dan
hasilnya belasan pelajar terjaring saat berdua-duaan di tempat sepi.
Celakanya setelah dilakukan pendataan, 14 pasang pelajar yang terjaring pada operasi, Rabu (25/4)
lalu adalah kalangan pelajar SMP dan SMA. “Operasi ini kita akan lakukan secara rutin untuk
menekan sekecil mungkin perbuatan asusila di kalangan pelajar. Dan untuk yang terjaring operasi kita
lakukan pembinaan dengan menyurati pihak sekolah,” terang Kepala Kantor Pol PP Pemkab
Jembrana, Putu Widarta saat dikonfirmasi di ruang kerjanya pada, Kamis (26/4) lalu.
Masalah ini juga mendapat respon keras dari Ketua DPRD Jembrana, Ketut Sugiasa. Saat dikonfirmasi
terkait maraknya bisnis esek-esek belakangan ini di Jembrana, Sugiasa mengintruksikan kepada
Pemkab Jembrana termasuk SKPD untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pelajar termasuk
memperketat pengawasan terhadap penginapan dan hotel-hotel melati. “Pengawasan bukan hanya
dilakukan pada perijinan saja, melainkan terhadap tamu pengguna hotel juga perlu ditingkatkan,”
jelasnya. Dengan demikian perilaku menyimpang di kalangan remaja dan pelajar dapat ditekan. Jika
ini bisa dilakukan dirinya optimis maka siklus penyebaran HIV/AIDS dapat diputus.

Published with Blogger-droid v2.0.9

Rabu, 21 November 2012

UKURAN ALAT VITAL WANITA DAN PRIA BERDASARKAN RAS

"Race differences in sexual behavior : Testing an evolutionary hypothesis"....Catatan etnografis menunjukkan
banyak perbedaan anatomis dari ukuran penis dan vagina.
Perbedaan-perbedaan ini termasuk letak alat kelamin wanita (orang timur lebih kedepan dan tinggi, sedangkan
vagina pada wanita kulit hitam lebih condong kebelakang dan rendah).

Sudut dan tekstur ereksi penis (penis pria timur paralel dengan tubuh dan tegak, sedang milik pria kulit hitam
bersudut dengan tubuh dan lebih fleksibel),

Muskularitas (pada pria timur penisnya paling tidak muskular, sedangkan pada pria kulit hitam penisnya paling
muskular).
Sedang dari segi ukuran alat kelamin (pada pria timur ukurannya paling kecil, sedang pada pria kulit hitam
ukurannya paling besar dan panjang).

Data Etnografis mengenai penis yang sedang ereksi menunjukkan rata-rata sebagai berikut :

1. Pria timur panjang 4 - 5,5 inchi dan diameter 1,25 inchi.
2. Pria eropa panjang 5,5 - 6 inchi dan diameter 1,5 inchi.
3. Pria kulit hitam panjang 6,25 - 8 inchi dan diameter 2 inchi.

Begitu juga dengan ukuran vagina, dimana wanita timur memiliki vagina yang lebih kecil dan sempit,
sementara pada wanita kulit hitam lebih besar dan longgar jika dibandingkan dengan ukuran wanita timur
maupun barat.
Ada beberapa variasi yang tercatat, khususnya didaerah dimana terjadi perkawinan antar
berbagai ras, misal pria arab yang menikah dengan wanita kulit hitam akan menghasilkan keturunan pria yang
jauh lebih panjang lagi ukuran penisnya, begitu juga dengan kaum wanitanya.
Pengukuran hasil survei ini dilakukan dari subyek yang masih hidup atau secara langsung, maupun melalui
hasil otopsi pada mayat.

Dari ukuran testikel juga mempunyai perbedaan yang sangat signifikan, ukuran berat testikel pada pria timur
lebih rendah atau ringan sekitar 9 gram dibandingkan ukuran berat testikel pria barat dan kulit hitam yang 21
gram.

Published with Blogger-droid v2.0.9

ALASAN MENGAPA KEMALUAN PRIA KELIATAN LEBIH HITAM

Banyak dikalangan pria tentunya ingin memiliki penis yang besar, panjang dan indah. Saat ini sangat
memungkinkan memiliki penis besar dan panjang serta kuat dalam ereksi tapi belum tentu indah dan cantik.
Indah dan cantik maksudnya adalah loalitas dengan warna kulit (tidak hitam) dan halus. Dengan Alasan
penampilan bisa mendongkrak libido pasangan wanita Anda di atas ranjang.
Namun tahukah Anda kalau pria itu hampir memiliki penis berwarna hitam atau secara umum warna kulit
penis pria memang lebih gelap dari kulit tubuh bagian lainnya. Jadi tidak masalah kalau hitam sedikit..Anda
tidak perlu repot-repot atau mengeluarkan uang banyak hanya untuk mempercantik senjata rudal Anda. hanya
perlu menjaga kebersihan dan merawat agar tetap nyama Anda gunakan suatu saat nanti. Alasannya sangat
sederhana, yakni sama halnya dengan warna kulit, didalam lapisan kulit penis terdapat pigmen yang mengatur
warnanya dan penyebab warna penis lebih gelap adalah karena terdapat lebih banyak jaringan serat kulit yang
berkumpul di penis.

Penis hitam itu adalah hal genetika. Bersyukurlah bahwa gen Anda masih bagus. Kalau putih berarti ada
masalah dengan DNA anda dan itu berarti Anda terkena kusta. Baik orang barat maupun orang afrika, bagian
itu akan bewarna lebih gelap dari sekelilingnya karena diciptakan untuk menarik perhatian pasangan Anda.
Jadi, masihkah Anda ingin memiliki penis yang putih cemerlang? Tidak usah khawatir jika warna penis Anda
lebih gelap dr bagian lain yang penting usahakan agar tetap terjaga kebersihannnya. Justru jika warna penis
Anda sama seperti warna kulit Anda itu malah terlihat mengerikan. Jujur saja seputih apapun orang itu, pasti
warna penisnya cenderung lebih gelap warnanya daripada kulit lain.
Namun yang paling penting dari semua itu adalah memiliki penis yang bisa membanggakan dengan bisa
memberikan kepuasan pada diri Anda dan pasangan Anda. Dengan begitu keharmonisan dan kepercayaan diri
Anda bisa timbul terhadap pasangan dan merupakan nilai tambah dalam hubungan Anda.

Published with Blogger-droid v2.0.9

Selasa, 20 November 2012

MAUTAU TIPE - TIPE WANITA BERDASARKAN BENTUK PAYUDARA

Payudara adalah salah satu
harta terbesar yang dimiliki
oleh seorang wanita kerana
itu wanita perlu menjaga dan
melindunginya. Namun
berdasarkan sebuah Survey,
sifat dan keperibadian seorang
wanita dapat dilihat
berdasarkan bentuk payudara
yang dimilikinya. Ini bukan
ramalan namun hanyalah
sebuah Study khusus berdasarkan bentuk payudara yang dimilikinya. Setidaknya ada 10 Bentuk
payudara yang mewakili sifat wanita pada umumnya.
Berikut 10 tipe wanita dilihat berdasarkan jenis dan bentuk payudara nya
Berikut Sifat Wanita Dilihat dari jenis Bentuk Payudara (namanya juga ramalan...)

1. Jenis dan Bentuk Payudara Besar :

Wanita yang memiliki payudara besar adalah wanita yang tidak suka dikongkong kebebasannya,
dia seorang wanita yang berdikari. Mudah bagi wanita ini untuk memulai hubungan dengan
lelaki, kerana dia suka cepat mesra dengan semua orang, ramah dan terbuka. Anda pasti
senang berbual dengan wanita ini meski baru mengenalnya. Selain itu, dia juga punya pemikiran
luas, rendah hati, dan baik hati, sedangkan falsafah hidupnya adalah kehidupan ini pendek. Tapi
dia tidak segan memaafkan orang lain yang pernah melakukan kesalahan padanya. Wanita ini
bercita-cita menikah dengan lelaki yang menghormati kebebasan serta suka gaya hidup aktif.
Lelaki idolanya adalah yang bertanggung jawab, dan bersedia berkongsi masalah bersama.

2. Jenis dan Bentuk Payudara Montok :

Wanita berpayudara montok tidak pernah tahan dengan ikatan serius. Kadang-kadang dia tidak
peduli dengan perasaan orang lain, tapi sebaliknya, jika wanita ini sudah terikat dalam
komitmen, dia gemar bersama keluarganya termasuk memenuhi segala keperluan keluarga dan
jujur pada suaminya. Dari luar wanita ini nampak seperti orang baik dan bertanggung jawab,
namun di dalam hatinya emosinya akan meledak-ledak jika menghadapi walau sedikit masalah .
Lelaki berbadan macho dan penurut adalah dambaan wanita berdada montok ini.

3. Jenis dan Bentuk Payudara Datar :

Wanita memiliki payudara datar ini sangat menghargai kebebasan dan percaya pada teori
individual. Wanita ini kerap mengalami pertentangan dengan diri sendiri atau orang namun
wanita ini dengan mudah mampu mencari penyelesaian dari masalah yang dihadapinya. Wanita
ini berbakat dibidang seni, seperti dekorasi interior, kerja tangan, masak, dan memelihara
binatang. Lelaki yang cocok dengan wanita ini adalah lelaki yang sabar dan tidak banyak
bicara. Sebab wanita ini lebih suka sedikit bicara dan banyak bekerja, meski keras kepala
wanita ini penuh kehangatan, cinta, dan bisa dipercaya.

4. Jenis dan Bentuk Payudara Naik Keatas :

Wanita Payudara Naik Keatas sangat mudah diatur, setia pada pasangannya, selalu waspada,
dan menyukai orang yang bicaranya direct to the point. Wanita ini cenderung memilih lelaki
yang sesuai kriterianya. Ini kerana sekali dia jatuh cinta, maka dia akan setia pada
pasangannya. bahkan dia tidak berkeberatan jika sang suami memintanya menjadi suri rumah
sepenuh masa dan menjaga anak-anak. Lelaki ideal bagi wanita ini adalah yang punya rasa
humor tinggi dan mempunyai kepribadian terbuka. Untuk memilih pasangan hidup, wanita ini
tidak akan menilai dari harta, tapi latar belakang keluarga si lelaki.

5. Jenis dan Bentuk Payudara Kecut :

Kata gagal tidak pernah ada dalam kamus wanita berpayudara kecut ini. Wanita ini hobinya
adalah bersukan, membaca dan amat minat pada seni, sehingga dia sangat teruja dan
mengikut kata hati demi menambah pengalamannya. Wanita ini cocok berteman dengan orang
yang bisa memahami dirinya, kerana dia memang mempunyai sifat besar kepala, egois dan
bebas melakukan apa saja.

6. Jenis dan Bentuk Payudara Aerola Besar :

Wanita yang mempunyai kawasan aereola besar, cenderung bersifat maskulin atau tomboy.
Umumnya, sifat tomboy ini beransur menghilang ketika wanita ini meningkat remaja, dan dia
kemudiannya mula menunjukkan sifat feminin. Tapi wanita ini tidak menyukai tekanan atau
kekangan dari orang lain. Sangat sulit baginya untuk menjadi rendah hati di hadapan orang lain,
kerana harga diri atau egonya yang tinggi. Dia suka membanding-bandingkan antara teman
yang satu dengan yang lain. Lelaki yang cocok buat wanita ini adalah yang boleh dipercaya
dan selalu berada di sisinya ketika susah dan senang.

7. Jenis dan Bentuk Payudara Melebar :

Wanita Payudara Melebar bersifat periang dan seorang yang berdikari. Sayangnya, wanita ini
suka bercakap dan membesar-besarkan masalah. Lebih gilanya lagi, wanita ini mudah sekali
marah, tidak suka dikongkong tapi cepat menolong orang lain yang perlukan pertolongan. Wanita
ini selalunya jujur dan berterus terang ketika mereka berurusan dengan hal yang berkaitan
dengan emosi. Meski wanita ini biasanya tidak hidup dalam kemewahan, tapi dia termasuk
wanita yang pandai berjimat cermat. Ini kerana dia mudah merasa bosan jika harus berada di
samping pasangannya setiap saat, makanya dia suka berdikari. Pada saat yang sama wanita ini
selalu bermuka-muka. Lelak sulung tidak sesuai dengan wanita ini. Anak sulung selalunya
bersifat suka mengarah. Wanita ini merasakan perkahwinan adalah satu benda yang
menyusahkan tetapi setelah menikah wanita ini selalunya akan berubah.

8. Jenis dan Bentuk Payudara Turun :

Wanita payudara ini sangat sensitif. Dia akan merasa dikhianati jika kekasihnya tidak memberi
perhatian yang diberikannya melalui isyarat-isyarat tertentu. Selanjutnya dia akan menangis dan
kehilangan kepercayaan pada hubungan cintanya. Pola pemikiran wanita ini sangat naif dan
seperti seorang yang tidak berpengalaman, wanita ini agak lambat dalam hal-hal yang berkaitan
perhubungan seksual. Tapi jangan risau kerana pengetahuan dan pengalaman seksnya akan
meningkat selepas menikah. Dalam rumah tangga, wanita ini sangat digemari kerana sifatnya
yang baik hati, terutama dalam menyambut suaminya setelah bekerja. Lelaki yang menjadi
pilihan wanita ini adalah lelaki yang bertanggung jawab, berani dan tegas dalam pendirian.

9. Jenis dan Bentuk Payudara Bentuk Lonceng :

Wanita pemilik payudara yang bentuknya seperti lonceng adalah seorang yang berfikiran praktikal
dan jujur. Kelemahannya adalah pelupa dan malas bekerja. Dia seringkali berperang dengan
perasaan sendiri jika membuat sebarang pilihan dan mudah melenting jika ada sesuatu yang
membuat mereka marah. Ini yang membuat orang tidak berani mendekati wanita ini yang mudah
moody jika ada sedikit masalah yang berlaku. Walaupun begitu wanita ini mempunyai daya
tarikan yang mampu membuat lelaki tertarik dan merasa bahagia disampingnya.

10. Jenis dan Bentuk Payudara Kecil :

Wanita ini sukar menolak permintaan orang lain. Sifatnya yang terbuka, mampu memahami
orang lain, dan sabar, membuat wanita ini dikenal sebagai orang baik hati dan penolong.
Mungkin kebaikan ini muncul kerana dia suka mencampuri urusan orang lain. Wanita ini bercita-
cita menjadi surirumah, isteri dan ibu yang bijak bagi anak-anaknya. Pasangan yang sesuai bagi
wanita ini adalah lelaki yang mempunya pekerjaan tetap kerana wanita ini tidak tahan hidup
susah dan akan menghadapi stress berpanjangan. Jika mengalami stress dia akan dengan
mudah terkena penyakit.

Published with Blogger-droid v2.0.9